Separuh Jiwaku Surabaya

Judulnya agak lebay ya? Wkkwkwk... nggak kok sungguh... Jadi challenge kali ini kan tentang zodiak, aku minta maaf banget ya gak bisa bahas soal ini, dan sebagai gantinya diminta untuk menuliskan tentang kota yang pernah ditinggali. Percaya nggak percaya aku nggak pernah tinggal secara lebih dari 5 hari selain Surabaya dan Sidoarjo (3bulan). Jadi aku asli pol arek Suroboyo.


Aku mulai lahir, sekolah SD, SMP, SMA bahkan sampai sekarang tinggal di Surabaya. Pernah nggak sih kepikiran buat cari kerjaan keluar kota, pindah keluar kota atau bahkan ke luar negeri? Pernah pasti lah. Dulu aku beberapa kali melamar kerja dengan kantornya yang ada di Jakarta, Bandung dan juga Yogjakarta via email, tapi pasti kan ada tahap wawancara dan gak dapat ijin berangkat.

Alhamdulillah juga sempat mendapat tawaran kerja di negara tetangga Singapura, jujur ini dulu sempat membuat mataku berbinar, bekerja di salah satu perusahaan besar di bagian kantor pun juga sudah disediakan tempat tinggal, apalagi usiaku saat itu masih 18 tahun, iya dulu yang menawari aku adalah bosku di salah satu perusahaan pertama aku kerja, tapi lagi-lagi nggak dapat ijin, yasudahlah.

Alhamdulillah lagi dapat jodoh dan menikah dengan orang asli Surabaya, jadi kalau lebaran pun mudiknya di Surabaya juga hehehe... kalau unjung-unjung alias silaturahmi juga nggak sampai berhari-hari kan ya, mungkin kalau paling lama dan beberapa kali itu aku ke Banyuwangi, sudah itu aja sih. Iya aku nggak pernah merantau gitu ya... kadang pengen juga bisa merasakan merantau kayak orang-orang, tapi yaaa gimana lagi sudah takdirnya di Surabaya, pengen merantau sejauh apa pun juga bakalan ujungnya gak jadi, ehhehe...

Surabaya sekarang berbeda dengan yang dulu atau mungkin karena aku pindah juga. Jadi aku dulu itu tinggal di Banjar Sugihan dekat sama Stasiun Kandangan, dulu itu tiap hujan selalu banjir, dan yang paling parah pernah banjir selama seminggu lebih, bahkan pas aku umur sebulan katanya pernah banjir besar alhasil kita semua diungsikan tidur dan tinggal di gerbong kereta karena rumah warga semua terendam air banjir, saat itu kereta juga lumpuh nggak bisa jalan sama sekali. Aku sekolah berangkat telanjang kaki itu biasa banget atau bahkan pas SD sampai kelas 3 sering naik bak, dianggap kapal aja ya hehehe... Alhamdulillah sekarang aku pindah nggak pernah kebanjiran, dan di tempat lamaku udah nggak pernah separah itu banjirnya.

Pembangunan semakin cepat dan jalan-jalan sudah jarang banget lihat jalan yang masih berupa gundukan pasir, hampir semua aspal atau paving. Kota yang semakin teratur dan segara urusan surat-surat baik tentang kependudukan maupun lainnya semakin mudah, jadi semakin cinta aku sama kota Surabaya ini. Temen-temen yang di Surabaya ngerasain hal yang sama juga nggak? Kalau dari luar kota sudah pernah ke Surabaya belum?  Gimana kesan tinggal di Surabaya? Cerita sini yuk :)

Komentar

  1. wkwkwkwk arek Suroboyo..
    Asyik kok gak mudik jauh2, bikin tekor saayy hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

back to top