Dulu aku pikir semua anak TK itu suka gambar. Coret-coret, bikin rumah segitiga sama matahari senyum. Jadi waktu anakku sering banget menggambar di sekolah, aku nggak langsung anggap itu sesuatu yang spesial. Kupikir, “Ya wajar lah, semua anak juga gitu.”
Sampai suatu hari gurunya cerita kejadian yang bikin aku mikir.
Katanya, pas diminta menggambar pohon, anakku warnain pohonnya merah menyala. Padahal biasanya pohon itu kan warna cokelat dan hijau, ya? Tapi dia dengan tenang bilang, “Tadi pagi aku lihat berita kebakaran hutan.”
Waktu gurunya ceritain itu ke aku, aku bengong. Kok bisa kepikiran kayak gitu, ya?
Dari situ aku mulai sadar, anakku bukan cuma suka gambar. Tapi dia merasakan dan memahami dunia lewat gambar. Imajinasi dan kepekaannya itu kuat banget, tapi jujur aja, saat itu aku belum sepenuhnya sadar pentingnya hal itu.
Luka yang Tak Terduga
Pas dia naik kelas 2 SD, gurunya tiba-tiba nanya ke aku,
“Ibu, Naufal tidak suka menggambar, ya?”
Aku langsung kaget. Lho kok? Padahal aku tahu banget, dulu dia suka banget gambar. Bahkan pernah dapat hadiah pensil khusus yang digrafir namanya sendiri. Waktu datang, dia seneng banget. Katanya, “Aku makin semangat gambar, Ibu!”
Tapi seminggu kemudian, aku nemuin pensil-pensil itu sudah patah semua. Satu kotak penuh. Bahkan yang belum dipakai sama sekali.
Aku diem. Bingung. Nggak ngerti harus bilang apa.
Ternyata, waktu pertengahan dia kelas 3 SD, ada satu anak yang bilang hal yang bikin dia down banget. Katanya, gambar Naufal jelek banget, aneh, dan nggak layak dipamerin.
Sedihnya, walaupun cuma dari satu anak itu, kata-kata itu sempat bikin dia mundur dari hal yang dia paling cintai: menggambar.
Padahal teman-teman lainnya sebenarnya justru mengapresiasi gambarnya dan dukung dia terus.
Bayangin gimana rasanya.
Anak yang sejak kecil terbiasa mengekspresikan perasaan lewat gambar, tiba-tiba ngerasa gambar itu sumber malu. Sejak saat itu, dia nggak mau lagi pegang pensil untuk gambar. Semua alat gambar dia sembunyiin, bahkan kadang dibuang.
Itu masa-masa yang paling bikin hati aku perih. Karena aku tahu, dia lagi memadamkan bagian penting dari dirinya sendiri.
Sampai Film Jumbo Bawa Semangat Baru
Beberapa waktu lalu, dia nonton film animasi Jumbo bareng ayahnya. Kupikir awalnya cuma film anak-anak lucu biasa. Tapi pas sampai dirumah, dia tiba-tiba bilang,
“Ibu, aku dulu suka gambar ya...”
Kalimat itu pelan, tapi dalam banget. Seolah dia lagi membuka pintu yang udah lama dikunci.
Sejak hari itu, aku lihat dia mulai berani cerita lagi. Tentang apa saja yang dulu pernah dia gambar. Tentang cerita-cerita di kepalanya. Tentang keinginan dia untuk bisa gambar karakter sendiri, walau masih dituntun dan belum bisa bikin karakter sendiri sepenuhnya. Gambarnya mulai makin jelas dan terarah, dan yang pasti dia jauh lebih happy.
“Ibu, kalau aku gambar lagi… boleh nggak, Ibu?”
Dan aku tahu, ini saatnya dia mulai lagi.
Ketemu Zumen Art: Tempat yang Bikin Dia Pulih Pelan-Pelan
Setelah itu, aku cari tempat belajar gambar yang nggak cuma fokus ke hasil, tapi juga ke proses dan rasa nyaman. Sampai akhirnya aku nemu Zumen Art.
Anakku mulai ikut kelas anime di sana, biar dia bisa pelan-pelan belajar sesuai kecepatannya sendiri.
Di pertemuan pertama, dia keluar kelas sambil senyum lebar.
“Ibu, aku bikin gambar hari ini!” katanya sambil nunjukin kertas gambar.
Aku nyaris nangis. Bener-bener… dia mulai lagi.
Sejak itu, dia semangat banget tiap kali jadwal les. Dia mulai belajar anatomi karakter, proporsi wajah, bahkan mulai corat-coret ide komik. Guru-gurunya sabar dan penuh dukungan. Mereka tahu gimana caranya bikin anak merasa dihargai dan diberi ruang untuk jadi diri sendiri.
Di Zumen Art, anakku nggak dinilai dari “bagus nggaknya gambar”. Tapi dari semangat dan keberaniannya untuk terus berkembang.
Bukan Tentang Hasil, Tapi Tentang Pulih dan Tumbuh
Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa nggak semua luka anak kelihatan jelas. Kadang mereka menyimpan perasaan di balik pensil patah, di balik lembaran kosong yang nggak mereka sentuh lagi.
Dan kadang juga, mereka cuma butuh satu tempat aman…
Satu ruang kecil yang bilang,
“Kamu boleh mulai lagi, nggak apa-apa.”
Zumen Art jadi ruang itu buat anakku.
Buat Kamu yang Lagi Cari Tempat Les Gambar...
Kalau kamu punya anak yang suka menggambar, atau mungkin pernah kehilangan semangat seperti anakku dulu, coba deh intip Zumen Art.
Mereka punya banyak pilihan kelas: anime, komik, ilustrasi, bisa privat atau reguler, dan ada juga kelas online.
Kadang, satu tempat yang tepat bisa mengubah semuanya. Dan buat anakku, Zumen Art bukan cuma tempat belajar gambar. Tapi tempat dia sembuh dan percaya diri lagi.
Komentar
Posting Komentar