Cara Mengelola Keuangan Rumah Tangga Dalam Islam

Agama islam telah mengatur segala persendian kehidupan, mulai dari kita beribadah, memilih makanan, membersihkan badan hingga segala kegiatan perekonomian yang kita lakukan sehari-hari. nah, tentang perekonomian ini erat kaitannya dengan rejeki. Sebenarnya rejeki sendiri ini ada banyak sekali mulai dari nikmat sehat, nikmat hidup dengan tenang hingga yang dianggap paling terlihat yakni tentang rejeki keuangan. Jadi postingan kali ini aku akan membahas tentang cara mengelola keuangan rumah tangga dalam islam. Buat teman beragama lain juga tetap boleh kok membaca ini, yuk mari kita bahas.


Penting sekali kita mengelola keuangan yang kita miliki. Ini berkaitan dengan sunah rasul yang mengajarkan kita tentang kehematan dan hidup dengan sederhana tanpa menghambur-hamburkan uang yang dimiliki, jadi sebagian rejeki sebaiknya disimpan, jangan dihabiskan sekaligus. Sebenarnya konsep menabung ini sudah diterapkan sejah dulu. Tapi di tekankan kembali oleh Rasulullah agar kita lebih yakin untuk melaksanakannya. Nah, agar kita tidak menghamburkan uang yang kita miliki sebaiknya kita mengalokasikan dana yang kita miliki sesuai dengan kebutuhan kita.
Cara Mengelola Keuangan Rumah Tangga dalam Islam

Rejeki yang dititipkan kepada kita, jangan diakui ini miliki kita. Apalagi kita merasa memiliki semua sehingga harta yang kita miliki kemudian kita timbun. Menimbun berbeda dengan menabung ya. Jadi jika menabung kita menyisihkan sebagian rejeki yang kita miliki, sedangkan menimbun itu hampir semuanya kita sisihkan tapi dalam bentuk sesuatu yang sangat minim fungsinya, maaf saya sebutkan boleh ya, misalnya menimbun emas, memang emas bisa jadi investasi tapi bisa dibilang fungsi dari emas ini sangat minim sekali. Ingat masih ada zakat dan juga sedekah yang wajib kita keluarkan untuk kita yang beragama islam dan juga berbagi untuk yang beragama lain.

Sejatinya rejeki yang kita miliki adalah rejeki milik :
- Kita dan pasangan, yakni berupa kebutuhan hidup yang kita butuhkan, selain itu juga memenuhi hal-hal yang kita inginkan.
- Anak, iya betul anak kita adalah rejeki dari Allah yang wajib kita lindungi dan juga kita arahkan dengan baik agar kehidupan mereka kedepannya berjalan lebih baik. Anak memiliki hak atas rejeki kita.
- Orang tua kita, terlebih lagi jika orang tua kita sudah usia lanjut dan tidak bekerja, sangat dianjurkan kita yang menanggung biaya hidup mereka. Orang tua yang dimaksud disini adalah orang tua kandung kita dan juga mertua yakni orang tua dari pasangan kita.
- Orang lain yakni anak yatim dan kaum dhuafa, bisa kita keluarkan dengan cara zakat, infaq maupun sedekah.

Kecenderungan untuk menghabiskan penghasilan yang kita miliki dan melupakan masa depan, padahal kita juga tetap harus mengingat masa depan. Harapan kita saat kita tua adalah pengeluaran sedikit karena keinginan kita mulai berkurang, tapi ternyata tetap banyak, alokasinya saja yang berbeda mulai dari kesehatan, makanan, hingga apa yang menjadi hobi kita juga. Bisa jadi nominalnya bahkan lebih besar, belum lagi masih ada inflasi yang menghantui kita. Nah apakah yang akan kita lakukan nanti? Meskipun ingin bekerja tapi banyak juga yang tidak bisa, banyak hal yang mendasarinya kondisi fisik sudah berbeda, skillnya sudah berbeda, lebih canggih.


Hak anak, bukan warisan yang utama tapi jadikan anak untuk hidup lebih mandiri. Cerdas finansial tidak diajarkan di kampus, tapi lebih ke orang tua. Ini adalah pendidikan wajib kita sebagai orang tua. Suka atau tidak, apapun yang kita lakukan adalah menjadi panutan anak. Jika kita hidup hemat, dia akan melihat hutang adalah suatu ketidaknormalan tapi jika dia terbiasa meilhat debt collector yang mengejar kita maka bagi dia hutang adalah sesuatu yang biasa. Nilai-nilai yang kita ajarkan yang menurut kita biasa, tapi hal itu terekam penuh dalam pikiran anak.

Orang tua kita adalah prioritas, alokasikan dana untuk orang tua kita sebelum untuk orang lain. Memang belum tentu orang tua kita mau, tapi pastikan kita selalu tetap menyisihkan jika sewaktu-waktu orang tua kita butuh. Karena bagaimana pun orang tua kita adalah orang pertama yang menaungi hidup kita.

Rejeki jika semakin kita rengkuh erat, maka rejeki itu akan hilang perlahan tapi jika kita senang berbagi rejeki Insya Allah rejeki kita akan semakin lancar. Jangan menimbun harta karena itu rejeki kita akan menjadi seret. Seperti hukum alam tentang memberi dan menerima, semakin banyak kita memberi, berharap atau tidak, maka akan banyak pula yang nantinya akan kita terima, begitupula sebaliknya jika kita semakin jarang memberi maka akan sedikit juga yang kita terima atau bahkan sudah kita terima tapi akhirnya akan terambil kembali. Intinya, tetaplah berbagi dalam keadaan apapun yang kita miliki, jangan selalu merasa kurang, bahkan Rasulullah pun menganjurkan kita memiliki sifat qonaah yang artinya merasa ridha dan cukup dengan pembagian rizki yang Allah berikan kepada kita.

Sadar atau tidak, rejeki itu bagai 2 sisi mata uang, ya yang aku maksud rejeki disini masih tentang harta atau uang. Jika kita tidak menggunakannya dengan baik, atau bahkan cara memperolehnya dengan tidak baik, maka hasilnya tidak baik juga nantinya. Semisal kita menginginkan sesuatu kemudian kita pergi ke lintah darat, hasilnya peminjaman akan menjadi memiliki bunga yang berlipat dan kemudian kita akan di kejar-kejar untuk melunasinya, maka dari itu sebaiknya kita harus memiliki cara mengelola keuangan yang baik.

Menabung adalah cara lain kita untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Yakni jika kita menginginkan sesuatu yang kita miliki nanti dengan perlahan, sehingga tidak perlu lagi yang namanya berhutang. Namun disisi lain menabung juga tidak bisa mengejar nilai inflasi jika kita menginnginkan untuk jangka waktu yang lama, sehingga bisa kita alihkan denga berinvestasi. Memilih investasi syariah, kita juga harus pilih milah demi terhindar dari investasi bodong, yang katanya hasil tinggi, resiko rendah. Padahal tidak mungkin itu bisa terjadi.

Investasi reksa dana syariah sebenarnya caranya sama dengan investasi reksa dana konvensional, yang membedakan hanyalah beberapa hal dalam akad yang jelas, karena mengikuti koridor agama islam yaitu segala sesuatunya harus memiliki kejelasan. Seperti investasi syariah di Mami yang memiliki ciri-ciri Wakalah Mudharabah, DES, UPIS dan MAMI. Intinya memastikan investasi reksa dana tersebut sesuai dengan syariah, sehingga sudah tidak perlu ragu lagi tentang halal atau haramnya.

Nah, sudah tau kan ya bagaimana cara mengelola keuangan rumah tangga dalam islam ya memang banyak sekali aturan untuk kita hidup tapi pasti lah dibaik aturan-aturan itu akan ada manfaatnya yang jelas untuk kita menjalani kehidupan di dunia ini lebih baik. Semoga bermanfaat ya teman-teman :)

Komentar

  1. Pakai yang syariah aja yaaa, lebih berkah insha Allah :D
    Mengelola keuangan sangat penting, demi hari tua yang mandiri nanti :)

    BalasHapus
  2. Setuju banget.... Rejeki yang kita dapatkan itu bukan hanya untuk diri sendiri namun ada hak orang lain didalamnya

    BalasHapus
  3. Mengelola keuangan rumah tangga memang gampang-gampang susah, ya. Apalagi jika banyak hal yang tak terduga. Jadi harus pintar-pintar kita budgeting. Baiknya sih memang pakai yang syariah

    BalasHapus
  4. aku belum pernah nyoba reksadana...pingin nyari info detilnya lagi

    BalasHapus
  5. Makasih bun ...sangat bermanfaat

    BalasHapus
  6. salah satu kemampuan yang sangat diperlukan apalagi sudah berkeluarga agar tak cepat habis ...hehe

    BalasHapus
  7. Memang benar mba menimbun memang tidak diperbolehkan, yang diperbolehkan menyimpan uang untuk sesuatu dimasa mendatang, misalkan mau renovasi rumah, atau uang sekolah anak

    BalasHapus

Posting Komentar

back to top